Re-Sign

Rabu, 27 Desember 2017. Untuk ketiga kalinya, kata “resign” kembali terucap, untuk ketiga kalinya, aku menyatakan mundur dari suatu lembaga/perusahaan tempatku bekerja. Bukan tanpa alasan. Bahkan, bukan sekedar alasan yang dibuat, apalagi dipermainkan. Alasan yang sudah jauh-jauh hari kupikir matang-matang. Kupertimbangkan dengan segala usaha yang akhirnya, alasan itu harus terucap.

Sempat terpikir, apakah aku lemah? Lemah dalam menghadapi suatu situasi, lemah dalam menjalani segala aktifitas di luar zona nyamanku? Entahlah, aku pun tak berani memastikannya.
Yang aku tahu, aku hanya mencoba mempertahankan prinsip. Yang aku pahami, aku hanya mencoba menjalani apa yang benar menurutku, menurut teori-teori yang kupahami. Mungkin pemahamanku akan teori itu belum sepenuhnya benar, namun ku pikir, lebih baik menjaga dari pada harus terbawa pada suatu kebimbangan.
Lantas setelah ini, apa yang harus ku-lakukan? Aku pun tidak benar-benar bias berkata. Aku hanya akan berusaha menjalani apa yang ada dihadapanku. Aku hanya mencoba untuk menjalani takdir-takdir yang sudah Dia tuliskan dalam skenario kehidupanku.

Rabb,
Engkau yang Maha Tahu, Engkau yang Maha Menentukan. Semoga tidak ada hati yang tersakiti, tidak ada diri yang terdzalimi atas keputusanku ini. Jikalau ada, semoga Engkau mengampuniku.

Rabb,
Ku menanti segala takdir terbaik-Mu. Semoga tidak akan ada kata lelah, tidak ada kata menyerah.


Komentar