Bermakna, jika Mau Memaknainya


"semoga ramadhan kali ini jauh lebih baik dari tahun lalu"  itu ucapan yang sering saya ucapkan setiap kali ada yang mengucapkan Marhaban yaa Ramadhan. memag sangat sering, bahkan saya yakin bukan hanya saya yang mengucapkannya, tapi banyak orang di luar sana yang juga sudah sangat familiar dalam mengucapkannya. 
bagi saya, ucapan itu sangat bermakna, karena itu memang bagian dari doa saya, agar setiap tahunnya, selalu ada makna baru, selalu ada kebaikan baru, di bulan yang tak pernah lelah memberi kita kesempatan untuk selalu memperbaiki diri, Ramadhan. 
Ramadhan tahun ini, sangat bermakna bagi saya, padahal baru satu minggu menjalaninya. tetapi jika diresapi, sudah banyak yang bisa dimaknai. 

Ramadhan tahun ini, Ramadhan pertama yang dilalui full di rumah semenjak menjadi penduduk Bogor. sahur di rumah, buka puasa pun di rumah, ada kenikmatan tersendiri. walaupun tak memungkiri, ada kenikmatan yang tak terhingga pula yang dirasakan saat menjalani Ramadhan bersama sahabat seperjuangan. terlihat kebahagiaan Orang Tua, yang merasakan ramainya suasana rumah, meriahnya berbuka saat keluarga berkumpul. Belum bisa membahagiakan apapun, setidaknya bisa adil waktu. ini memang saatnya untuk Mama, Ayah, Hibban :) Kakak baru bisa menyediakan waktu seutuhnya buat Kalian. 

Ramadhan tahun ini, lebih berwarna karena tidak menjalani rutinitas seperti biasanya. kali ini, merasakan bagaimana menjadi karyawan. PL memang tidak hanya untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari, tetapi juga untuk merasakan apa yang "mereka" rasakan. pergi pagi, pulang sore, bergabung bersama motor-motor pekerja di luar sana. tetapi, yang jauh lebih bermakna adalah, bosan yang dirasakan saat PL. bosan sangat karena harus melakukan hal yang itu-itu saja, padahal hanya merasakan dalam waktu 5 minggu. lalu, bagaimana perasaan "mereka" yang sudah menjalaninya bertahun-tahun? JENUH, pasti. kemudian, apa kunci lenyapnya kebosanan mereka? saya mengira-ngira, sepertinya ada orang-orang yang senyumnya senantiasa dirindukan, senyum yang senantiasa menghilangkan lelah saat kembali dari rutinitas yang membosankan itu. tidak lain, ya KELUARGA. ehm, merasakan bagaimana perasaan para Ayah, yang rela memusnahkan kebosanannya demi belahan hatinya, demi belahan jiwanya. ah Ayah, malu rasanya, 5 minggu sudah mengeluh. kini aku merasakan sedikit apa yang kamu rasakan ':)

Ramadhan kali ini lebih bermakna, bisa kembali ke tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. saat ada yang menyapa "Mba, udah gede ya sekarang? udah semester berapa kuliahnya?" setelah cukup lama "merantau" (walaupun gak jauh-jauh amat), tetapi cukup terasa, kalo sudah cukup lama tidak berkiprah di daerah asal. ini saatnya kembali menyapa :) 

Ramadhan kali ini, lebih bermakna, karena makna yang saya punya. bisa saja tahun-tahun mendatang, sudah tidak lagi bisa memaknai bulan suci ini, karena sudah harus menghadap Illahi. atau bisa saja di tahun mendatang, sudah ada makna lain, sudah harus membagi "bakti" kepada  yang lain, tidak seutuhnya berbakti kepada Orang Tua. 
tidak hanya Ramadhan, setiap jengkal waktu yang kita lalui, selalu bisa dimaknai, selama kita mau memaknai, karena waktu adalah wadah terbaik, tempat kita mengambil makna yang sudah disediakan sang Khaliq. Wallaahu A'lam :)

Komentar