entahlah...

Bismillah, 4 September 2015.
Alam selalu terlihat paling adil. Karena alam, selalu punya caranya sendiri untuk mencapai keseimbangan. Tapi benarkah?
Di dunia ini, setiap orang memang selalu berpindah. Entah bagaimana caranya. Berlari, berjalan, atau bahkan merangkak. Itu lebih baik dari pada hanya diam mematung.
Bukan, bukan hal itu yang ingin aku soroti.
Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan.
Langkah awal memang bersama. Tetapi dipertengahan, hingga akhir? Langkah itu tak lagi saling beriring. Bergantung halang rintang yang ada, maka masing masing punya cara tersendiri untuk menghindar. Maka, jika Kalian mengawali sesuatu bersama, jangan pernah "berjanji" untuk SELALU beriringan, bahkan sampai pada tujuan bersama. Percayalah. Tidak ada langkah yang rela terhenti untuk menunggu ketertinggalan yang lain. Mungkin, aku pun demikian.
Jika Kalian ingin berjanji, cukuplah berjanji untuk saling mendoakan. Cukuplah berjanji untuk saling mendukung. Cukuplah berjanji untuk saling "memberi arti"
Di sinilah hukum alam berlaku. Langkah terdepan bukan berarti akan lebih baik dari langkah terhambat. Tetapi langkah terdepan, belum tentu atau bahkan pasti tidak akan rela diam menunggu. Jadi, jangan pernah bergantung pada langkah yang lain. Berdirilah dengan tegak, melangkahlah dengan gagah. Jika bertemu langkah lain, cukuplah saling sapa, tak perlu saling janji. Siapkan diri untuk tetap meneguhkan langkah sendiri, di saat langkah langkah yang kau sapa sejak awal telah jauh meninggalkanmu di depan.
Langkahmu tak perlu berhenti, sekalipun tak ada yang mengiringi. Jika harus berhenti, mau sejauh apa lagi kau tertinggal? Maka akan lebih banyak lagi langkah langkah lain yang mendahului.
Sekali lagi, tak perlu saling janji. Cukuplah saling sapa penuh senyum berarti.


Komentar