Menunggu


Genap empat tahun sudah, kujalani hari di kampus hijau. Kampus penuh harapan. Harapan-harapan para pendaki ilmu, ya tak kalah tinggi dengan tingginya pepohonan di sekitar kampus. Empat tahun yang tak bisa dibilang biasa. Aneka rasa, aneka halang rintang. Jika Kalian pikir, kuliah itu sperti di layar kaca, Kalian salah besar. Kuliah di kampus, pada kenyataannya, sangat indah, bahkan lebih indah dari apa yang Kalian lihat di layar kaca. Rasa yang beraneka setiap harinya, halang rintang yang selalu ada di tiap fasenya, membuat pendakian semakin terasa. Bukan pendaki namanya jika hanya berjalan di jalan yang rata, seperti lancarnya jalan tol. Bukan pendaki namanya jika seiring berjalan, tidak ada kelelahan, tidak ada air mata, tidak ada canda. Setiap kehidupan pasti selalu ada alur. Jika tidak, bagaimana hidup bisa berjalan?
Pernah dengar alur hidup hewan?
Metamorfosis misalnya. Hewan yang sama sama mengalami metamorfosis, bisa jadi melalui tahap yang berbeda. Karena itu, ada sebutan metamorfosis sempurna, dan metamorfosis tidak sempurna. Perbedaannya, hanya pada salah satu fase. Masing-masing memiliki ciri khas. Hewan yang sama sama mengalaminya saja, masih ada perbedaan. Jadi, jika setiap manusia sama sama memiliki hak hdup, tentunya memiliki ciri khas di tiap fasenya. Aku merasa fase yag kujalani lebih berat. Selalu ada halang rintang di tiap fase. Tapi, apa iya? Jika dipikirkan lebih matang, sepertinya setiap orang pernah memiliki pemikiran yang sama. So? Kita tidak pernah tahu, setinggi apa ia sudah mendaki, berapa lama ia mendaki, dan berapa kali ia terjatuh.
Ehm, di awal aku mengatakan, kita para pendaki ilmu. Itu artinya, kita sedang sama sama mendaki. Jika iya, berarti kita akan sama sama sampai di puncak. Lalu perbedaannya? Setiap diri kita, punya fase yang khas, yang Allah pilihkan untuk kita. Jika lelah, berhenti sejenak, untuk mengumpulkan kembali asa dan tenaga, agar tetap bisa mendaki. Jangan pernah takut terjatuh. Setiap pendakian, pasti sudah Allah siapkan dengan baik. Coba perhatikan sekelilingmu. Akan selalu ada penolong-penolong, baik terlihat atau tidak. Jadi, jangan tergesa dalam mendaki. Resapi dan nikmati. Cari penolong yang sudah Allah siapkan untuk kita. Satu hal lagi yang tak boleh dilupakan. Pada setiap fase di alur hidup hewan, selalu ada periode, waktu menunggu untuk memasuki fase baru. Apa poinnya? Ya, adanya periode, waktu menunggu, untuk kita bisa memasuki fase baru dalam hidup kita. Kawan, bukakah sejatinya hidup itu adalah proses menunggu? Allah sudah menyontohkan melalui makhluk makhluk ciptaan-Nya. Coba kita ingat, masa sekolah kita. Diawali dengan sekolah dasar, kita menunggu untuk memasuki sekolah menengah, pertama dan menengah atas. Selanjutnya, menunggu untuk bisa memasuki sekolah tinggi. Kemudia menunggu wisuda, kerja, dan…. Silakan Kalian lengkapi. Bagaimana? Bisakah jika kusebut, bahwa hidup itu sejatinya adalah proses menunggu. Bahkan, hidup ini kita jalani hari demi hari untuk menunggu betemu dengan-Nya? Ya, menjalani hidup untuk menunggu mati.
Proses menunggu memang tidak ada yang menarik, tetapi akan jauh lebih baik jika kita menikmati, menyikapi, mengisi untuk membuat setiap fase lebih indah. Guna mengubah waktu menunggu menjadi lebih berarti.

Selamat menjalani setiap fase yang kita punya. Semangat menikmati setiap pendakian yang kita lalui. 

Komentar